Aku masih sangat heran dengan sikap seseorang yang memaksakan keyakinan-nya kepada orang lain. Apakah karena merasa bahwa apa yang diyakini-nya 'pasti benar' dan keyakinan orang lain 'pasti salah'?
Soal agama jika diperdebatkan sangat menarik, tetapi kembali kepada pertanyaan mendasar : Yakinkah seseorang bahwa dia benar-benar 'mengenal' dan 'mengetahui' tentang Tuhan / Allah-nya?
Jika hanya didasarkan pada 'tulisan-tulisan' (yang pasti diakui sebagai ayat-ayat dari TUHAN itu) atau berdasarkan 'kata orang' (guru-guru, ahli-ahli agama pada jaman dulu dan sekarangpun...) . . . .
Benarkah semua keyakinan seseorang itu 'benar' ? Jika dia tidak pernah 'bertemu' dengan TUHAN yang diyakininya?